Kemunduran Dan Kehancuran Dinasti Bani Umayyah Kekuasaan wilayah Bani Umayyah yang sangat luas dalam waktu yang singkat tidak berbanding lurus dengan komunikasi yang baik, menyebabkan kadang-kadang suatu wilayah situasi keamanan dan kejadian-kejadian tidak segera diketahui oleh pusat. Di samping itu kemunduran Bani Umayyah tidak terlepas dari pengaruh sikap dan kebijakan khalifah ataupun gebernur Bani Umayyah.
Kemunduran Dan Kehancuran Dinasti Bani Umayyah |
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Bani Umayyah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitui:
Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam istana, antara lain:
Perselisihan antar keluarga khalifah.
Perselisiha antar keluarga khalifah, yaitu para putra mahkota yang menjadikan rapuhnya kekuatan kekhalifaan. Apabila yang pertama memegang kekuasaan, maka ia berusaha untuk mengasingkan yang lain dan menggantikannya dengan anaknya sendiri. Hal ini menimbulkan permusuhan dalam keluarga dan tidak hanya terbatas pada tingkat khalifah dan gebernur saja. Menurut Philip K.Hitti, sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah suatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas, pergantian khalifah itu tidak jelas. Ketidak jelasan pergantian ini mengakibatkan terjadinya persaingan yangb tidak sehat dikalangan anggota keluarga istana.
Moralitas Khalifah atau gebernur yang jauh dari konsep Islam
Kekayaan Bani Umayyah disalah gunakan oleh khalifah ataupun gebernur untuk hidup berfoya-foya, bersuka ria dalam kemewahan, terutama pada masa Khalifah Yazid II naik tahta. Ia terpikat pada dua biduanitanya, Sallamah dan Hababah serta suka minum minuman keras yang berlebihan. Namun gelar peminum terhebat dipegang anaknya, al-Walid II yang terkenal keras kepala dan suka berfoya-foya. Ia diriwayatkan terbiasa berendam di kolam anggur, yang biasa ia minum airnya hingga kedalamannya berkurang. Kemudian para wazir dan panglima Bani Umayyah sudah mulai korup dan mengendaliakan negara karena para khalifah pada saat itu sangat lemah.
Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar istana,antara lain:
Perlawanan dari Kaum Khawarij
Semenjak berdirinya Dinasti Umayyah, para khalifahnya sering menghadapi tantangan dari golongan Khawarij. Golongan ini memandang bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah telah melakukan dosan besar. Perbedaan pandangan politik antara Khawarij, Syi’ah dan Muawiyah menjadikan Khawarij mengangkat pemimpin dikalangannya sendiri. Hal ini tentu mempengaruhi stabilitas politik pada masa itu.
Perlawanan dari Kaum Syi’ah.
Kaum Syi’ah yang tidak pernah menyetujui pemerintahan Dinasti Umayyah dan tidak pernah memaafkan kesalahan mereka terhadap Ali dan Husain semakin aktif dan mendapat dukungan publik. Di sisi mereka berkumpul orang-orang yang merasa tidak puas, baik dari sisi politik, ekonomi maupun social terhadap pemerintahan Bani Umayyah.[23]
Perlawanan Golongan Mawali
Asal mula Mawali yaitu budak-budak tawanan perang yang telah dimerdekakan kemudian istilah ini berkembang pada orang Islam bukan Arab. Secara teoritis, orang Mawali memiliki derajat yang sama dengan orang Arab. Namun itu tidak sepenuhnya tampak pada dinasti Umayyah bahkan mereka memandang kelompok Mawali sebagai masyarakat bawahan sehingga terbukalah jurang sosial yang memisahkan. Padahal orang Mawali ini turut serta berjuang membela Islam dan Bani Umayyah, mereka adalah basis infantry yang bertempur dengan kaki telanjangdi atas panasnya pasir, tidak di atas unta maupun kuda. Basis militer ini kemudian bergabung dengan gerakan anti pemerintah, yakni pihak Abbasiyah dan Syiah.
Pertentangan etnis Arab Utara dengan Arab Selatan.
Pada masa kekuaasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qaisy) dan Arabia Selatan (Bani Qalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam makin meruncing.[26] Apabila khalifah tersebut berasal atau lebih dekat dengan Arab Selatan, Arab Utara akan iri demikian pula sebaliknya. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
Perlawanan dari Golongan Abbasiyah
Keluarga Abbas, para keturunan paman Rasulullah mulai bergerak aktif dan menegaskan tuntutan mereka untuk menduduki pemerintahan. Dengan cerdik, mereka bergabung dengan pendukung Ali dan menekankan hak keluarga Hasyim. Dengan memanfaatkan kekecewaan publik dan menampilkan diri sebagai pembela sejati agama Islam, para keturunan Abbas segera menjadi pemimpin gerakan anti Umayyah.
Inilah faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran yang membawa kehancuran bagi Bani Umayyah. Apalagi ketika tiga gerakan terbesar yakni Abasiyah, Syi’ah dan Mawali bergabung dalam gerakan koalisi untuk menumbangkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah dan bertujuan mendirikan kerajaan baru yang ideal.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus yang telah dirintis oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan ditandai dengan terbunuhnya Marwan bin Muhammad sebagai khalifah dari Bani Umayyah.
Sumber Buku SKI MA Kelas XI
Sumber Buku SKI MA Kelas XI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar